Togel

BEBERAPA waktu lalu, – dan ini benar-benar terjadi, secara berturut-turut dua orang sahabat saya mimpi memenangkan hadiah undian togel. Pertama, teman yang kini tinggal di Ubud itu mengirim SMS menceritakan bahwa dirinya telah bermimpi memenangkan togel dari jumlah pasangan seratus lima puluh ribu rupiah. “Rasanya aku tembus empat angka. Jadi kau tinggal kalikan saja seratus lima puluh ribu itu dengan dua juta setengah. Bayangkan, bagaimana tingginya tumpukan uang yang aku pegang. Rasanya tubuhku sampai bungkuk mendekap tumpukan uang. Sayangnya, begitu terbangun ternyata aku hanya sedang mendekap bantal guling. Sialan! Kecewa, aku kecewa…,” demikian dia kemudian melanjutkan cerita mimpinya sambil menirukan sebuah lagu dangdut lewat telepon karena merasa tak puas hanya lewat SMS sebelumnya.

Keesokan harinya, seorang sahabat yang saya temui di rumah seorang sahabat lain, juga bercerita bahwa malam kemarinnya dia mimpi menang togel puluhan juta rupiah. Dan tak usah diceritakan bagaimana gembiranya dia saat menceritakan isi mimpinya itu.

Mimpi-mimpi semacam itu adalah dapat dikatakan sebagai personifikasi dari harapan sebagian besar masyarakat kita, di tengah keterhimpitan serta desakan dari gentayangannya berbagai teror materialisme yang saat ini jelas-jelas tidak lagi hanya sebagai berhala, tetapi juga sekaligus “agama baru”. Dan parahnya, mimpi-mimpi semacam itu ternyata tidak saja cukup hidup di alam tidur, tetapi turut menetas ke alam nyata di kehidupan sehari-hari masyarakat luas. Dan mimpi-mimpi untuk hidup kaya secara mudah tersebut, hanyalah salah satu saja yang lahir dari daya pikat sebuah bentuk undian berhadiah yang dikelola sedemikian rupa sehingga berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu akhirnya dikategorikan sebagai judi. Bahkan akhirnya bukan hanya sekedar membuat masyarakat jatuh cinta, tetapi secara pasti telah membuat orang banyak menjadi gandrung, tergila-gila dan kecanduan. Togel akhirnya menjadi candu!

Dan candu adalah barang haram! Haram menurut agama dan tentu saja hukum. Tetapi jangan lupa, yang punya agama dan punya hukum adalah manusia. Sayangnya, manusia adalah mahluk Tuhan yang ternyata paling lemah mentalnya. Paling gampang rusak imannya. Paling gampang tergoda hatinya. Maka dari itulah, kendati candu yang bernama togel itu senantiasa dikampanyekan oleh para pemuka agama, polisi, pejabat negara, para politikus, di berbagai tempat sebagai barang terlarang, toh secara diam-diam maupun terang-terangan tetap diminati sekaligus dinikmati masyarakat luas, termasuk oleh oknum dari komunitas mereka yang berkampanye anti togel itu sendiri! Dan siapa bilang togel adalah barang haram yang hanya bisa dinikmati dengan sembunyi-sembunyi? Ah, boong lu!

ADA banyak kisah yang menggelitik di tengah-tengah kolaborasi togel dengan kehidupan masyarakat luas. Di kampung saya misalnya, ada sebuah keluarga sederhana yang dengan bangga, tulus dan iklas membangun merajan (pura keluarga) dari hasil menang togel. Keluarga sederhana yang mata pencahariannya hanya sebagai pembuat gula kelapa itu, suatu hari berhasil memenangkan togel tembus empat angka. Setidaknya, menurut kabar kabur dari para tetangganya, keluarga itu menang togel dua belas setengah juta rupiah. Uniknya, tidak sebagaimana asumsi umum, “uang gampang” sebanyak itu sama sekali tidak digunakannya berfoya-foya, tetapi langsung dipakainya membangun merajan. Kepada para tetangga dan bahkan siapapun yang ditemuinya, keluarga itu dengan bangga bercerita bahwa dia membangun merajan dari hasil menang togel. Sama sekali tidak ada siratan keraguan atau rasa berdosa di wajahnya, bahwa uang yang dipergunakannya untuk membangun tempat pemujaan Tuhan itu adalah uang yang diharamkan oleh agama dan hukum.

Sebuah keluarga lain yang juga kebetulan miskin, gara-gara menang togel mampu membeli sebuah sepeda motor untuk anaknya yang masih bersekolah. “Untung ada togel. Sekarang anak saya tidak perlu naik bemo atau jalan kaki ke sekolah. Sore harinya, motor hasil togel itu bisa saya pakai ngojek,” ujar orang itu dengan bangga. Dan masih banyak lagi cerita-cerita keberuntungan yang lahir dari togel. Ada sebuah keluarga berhasil membiayai pengobatan anaknya di rumah sakit semata-mata karena menang togel, ada yang bisa beli televisi dari togel, ada yang bisa ngaben juga karena menang togel, bahkan ada yang bisa membeli sepetak pekarangan rumah juga karena menang togel.

Namun demikian, tentu lebih banyak keluarga atau anggota masyarakat yang pelan-pelan bangkrut gara-gara togel. Hal ini tidak perlulah direpresentasikan lagi. Ternak sapi, kambing, bahkan sebidang tanah menguap gara-gara togel atau judi lainnya adalah sesuatu yang sudah kelewat lumrah.

Melebihi hal-hal tersebut di atas, dalam prilaku umum sehari-hari di masyarakat, keberadaan togel ternyata juga mampu menciptakan wacana-wacana yang lebih unik. Dalam prilaku hukum misalnya, sebutlah beberapa kejadian belakangan ini di beberapa daerah pinggiran di Bali. Dalam berita-berita di koran lokal tersiar betapa hebatnya komitmen polisi untuk memberantas togel dari kehidupan masyarakat. Tetapi bagaimana realisasinya? Unik pokoknya. Polisi yang konon begitu mudah bisa memporakporandakan jaringan mafia narkoba sekaligus menangkap para gembongnya, dalam urusan togel ternyata layu sebelum berkembang. Yang tertangkap hanyalah para pengecer kelas kecoa yang omset jualannya paling banyak seratus hingga tiga ratus ribu rupiah dengan barang-barang bukti berupa sebuah pulpen, sebendel kupon pasangan, sebuah kalkulator lima belas ribuan dan selembar kertas rekapan pasangan. Lebih uniknya, padahal hampir seluruh orang, baik itu orang biasa, pejabat, polisi, hansip, tukang ojek, preman, para pelaku LSM, maupun wartawan, tahu bahwa gembong atau boss togel yang dalam sekali tarikan bisa menyedot ratusan juta dana masyarakat itu sendiri justru berdomisili atawa tinggal tidak jauh-jauh amat alias masih warga lokal. “Tetapi kenapa tak tersentuh?” Demikian Gimin seorang tukang sapu jalanan bertanya. Tapi ah, Gimin, pertanyaanmu tidak serius, kan?

Atau kejadian yang juga tak kalah unik adalah, bahwa setiap kali ada kabar Pak Kapolda akan turun gunung ke daerah-daerah, togel sekonyong-konyong lenyap dari sela-sela kehidupan masyarakat, yang (entah kebetulan atau tidak) beberapa hari sebelumnya ditandai dulu dengan penangkapan-penangkapan para pengecer kelas kecoa itu. Tetapi begitu Pak Kapolda balik kanan dari daerah tersebut, togel pun langsung pula kembali hidup, marak di setiap gang, warung kopi, pasar, terminal, bahkan kantor-kantor instansi maupun institusi resmi. Dan aman dari perhatian yang berwenang. Atau setidaknya, yang berwenang pura-pura tidak tahulah. Nah, unik bukan?

Ya, kehidupan memang unik. Seunik prilaku dalam kehidupan togel itu sendiri, di mana setiap angka atau bilangan bisa dibunuh, dimistik, di-tesyen, dan seterusnya. Demikian juga dengan bentuk “silaturahmi” antara pelaku togel sebagai pihak kriminalis dengan penegak hukum sebagai pihak idealis, teramat-amatlah unik. Di antara mereka ini senantiasa berlangsung suatu hubungan yang sedemikian rupa, yang cukup pas bila diistilahkan “hubungan benci tetapi rindu”. Pagi sampai siang mereka berlagak saling benci, sore hingga malam mereka saling rindu. Lalu ada janji untuk bertemu entah di mana, dan hanya mereka yang tahu apa yang harus dilakukan untuk memaknai pertemuan gelap itu. Begitulah mungkin, makanya dia disebut togel akronim dari toto gelap karena mungkin memang ada toto tidak gelap alias toto terang-terangan.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

wah saya ga mengerti pasti hukum halal dan haram. misal, togel disebut haram, berarti merajan yang dibeli itu haram donk (eiitt salah ya?). gimana kalo duitnya memang haram tapi niatnya emang halal, tulus, ya merajannya halal juga donk. belibet gak tuh bli!

Arjuna Valentino mengatakan...

adikku mangadi makin akrab ama golongan jin gara2 togel, tiap saat nyari n' nunggu wangsit...,,syukur lah bpkku sigap cekatan, kalau dibiarin lama2 kel bangkrut tujuh turunan. Solusinya, pinjam modal dan ngasi' kerjaan yang jelas pada mereka yg tersesat, hehehehe..!!!!???

situs poker mengatakan...

Mantap gan :)

Agen Bola
Agen Poker
Agen Sbobet
Agen Judi Bola
Bandar Bola
Situs Taruhan Bola
Website Taruhan
Website Taruhan
Agen Bola
Agen Poker
Bandar Bola

Posting Komentar