Negeri Kalang Kabut

Serentetan bencana alam dahsyat kembali menimpa negeri dalam waktu yang hampir bersamaan. Lahar dingin “menghapus” kota Wasior dari peta Papua. Banjir bandang merendam kota Tangerang dan sebagian Jakarta Raya serta hampir seluruh kota atau kawasan di Jawa dan Bali. Gempa dan tsunami menyapu kepulauan Mentawai di Sumatera Barat. Letusan Gunung Merapi di DIY membakar desa-desa berikut isinya. Tak lama sebelumnya, tanah longsor juga merengggut kehidupan anak-anak bangsa di berbagai daerah.

Duka yang kesekian melanda negeri tercinta. Ratusan, bahkan hingga ribuan anak negeri meregang nyawa. Rumah dan harta benda lenyap dalam seketika. Banyak sanak saudara menjadi almarhum tanpa bisa diduga sebelumnya. Dan seraya menangis pilu, warga masyarakat yang terlanda musibah berbaku daya untuk menyelamatkan apa yang masih bisa diselamatkan, berbaku upaya untuk mencari sesiapa yang masih hilang, berbaku duka mengubur jasad yang meninggal.

Di manakah pemerintah? O, tentu saja sedang sangat sibuk. Bencana adalah kejadian yang tak pernah bisa diprediksi dengan tepat kapan atau di mana akan terjadi. Maka ketika bencana itu benar-benar datang, sebagian waktu pun harus dihabiskan untuk berkoordinasi terlebih dahulu. Lebih-lebih bencana yang datang di tempat jauh semacam Wasior di Irian dan Kepulauan Mentawai yang masih minim akses, pemerintah sungguh dibuat menjelma menjadi gadis manja yang dibangunkan mendadak dari tengah mimpi indah di taman firdaus.

Segala sesuatu menjadi tak siap. Segala sesuatu menjadi serba kekurangan. Dapat dibayangkan, betapa warga masyarakat di Mentawai merintih tak terperi dalam keporakporandaan, tetapi tak ada pertolongan dan tindakan yang memadai datang terulur dari pemerintah hingga berjam-jam lamanya. Alasan kesulitan akses transportasi menjadi begitu klise. Alasan ketiadaan infrastruktur yang memungkinkan menjadi begitu nyinyir. Berbagai alibi dan argumen jadi begitu memedihkan sekaligus memuakkan.

Maka ketika televisi itu menyiarkan gambar-gambar berikut suara-suara rintihan dari balik segala reruntuhan dan segala keporakporandaan, tidaklah salah jika berbagai kegeraman juga berkobar dari dada para pamirsa. Kenapa begitu lambannya pemerintah kita?

Sudah jelas satu-satunya akses normal ke Mentawai hanya berupa angkutan laut. Sudah jelas angkutan laut tidak berdaya mengatasi cuaca yang terjadi saat itu. Tetapi kenapa pemerintah negeri ini tidak punya spontanitas yang baik untuk mencari alternatif?  Kenapa misalnya ratusan pesawat helikopter milik Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Darat dan Kepolisian tidak segera dikerahkan? Kenapa tetap saja ngotot dengan kapal laut yang tak berdaya dan tak bisa ngebut sembari harus menunggu cuaca dan ombak yang lebih baik?

Bahwa gugusan Sumatera juga adalah kerajaan bagi raja-raja kelapa sawit yang punya kekayaan, kekuatan dan kekuasaan melimpah. Banyak sekali penguasa kelapa sawit Sumatera yang punya helikopter sendiri. Tapi kenapa mereka bergeming tanpa respon yang manusiawi?

Yang paling memuakkan adalah jika mengingat serta membayangkan keberadaan puluhan organisasi partai politik di negeri ini. Ketika dulu ada bencana berdekatan dengan penyelenggaraan pemilu, betapa masyarakat luas disuguhi pemandangan banyaknya para relawan dan petinggi parpol yang turun memberi bantuan. Betapa banyaknya posko-posko parpol yang berdiri dengan sangat segera di kawanan terjadinya bencana. Dan betapa pula besarnya ekspos kebaikan, kepedulian serta keberpihakan berbagai parpol kepada para korban bencana. Betapa seolah-olah berbagai parpol tersebut ada memang untuk rakyat, bukan untuk kepentingan lainnya. Tetapi dalam kasus Wasior, Tangerang, Mentawai dan Merapi, para tenaga relawan dan posko bantuan dari parpol juga begitu lambat bahkan mungkin tak ada sama sekali.

Sementara itu, gerakan kepedulian yang dilakukan oleh masyarakt luas dalam bentuk pengumpulan berbagai jenis bantuan terus mengalir. Tetapi yang membuat kecewa para penyumbang kemudian adalah, ternyata berbagai sumbangan tersebut harus menumpuk cukup lama di tempat penampungan. Lagi-lagi ada alasan tidak bisa didistribusikan karena keterbatasan angkutan. Astaga!

nanoq da kansas

13 komentar:

S. Woelan Achmad mengatakan...

Dasar pemerintahan pandir!! Huh... Geram aku dbuatnya!!
Salam kenal. . .:-)

nanoq da kansas mengatakan...

@Takamiya Twul: terima kasih telah mampir dan memberi komentar. Salam persahabatan dari bali :)

Citra S mengatakan...

inilah akibatnya jika mayoritas pemerintah adalah kaum pemikir. terlalu banyak berpikir resiko ini resiko itu, politik ini politik itu.hasilnya otak dan tangan berat. lambat bertindak, hati2 nanti jadi tak bisa bergerak. lebih baik dimasukkan saja mreka ke museum arkeologi. :D

Anonim mengatakan...

pemerintah sibuk dengan alasan penutup alasan kang :)

doakan saja semua lekas berakhir dan semoga suatu saat aku bisa ke Bali kang... :)

balidreamhome mengatakan...

adalah sebuah lingkaran sebab dan akibat yang sedang berlangsung diseantero negri ini, atau mungkin akibat dari sebagian warga negri yang tidak bijak ? sehingga bencana sambung menyambung, menjadi satu (di) itulah Indonesia ?

Penanganan bencana ? waduh ini mah cerita lain memang harus prosedural dan tunggu pembentukan team dadakan untuk urusan ini atu dan tetek -bengek, asma dan lain sebagainya sehingga nanti klu korban sudah semakin banyak berjatuhan dan meninggal dalam kesengsaraan, niscaya tugas pemerintah akan semakin entengggggg :-)

Reporter TV juga sepertinya perlu berbenah sebab selain sisi 'negatip' dari sebuah peristiwa, mereka tidak tertarik untuk memberitakannya, tetapi hanya sekedar kunjungan 'bersosialisasi' dari seorang manusia yang kebetulan jadi presidennya amerika aja kok dibikin polemik ngalor - ngidul... yang sama sekali gak penting !!! membosankan bahkan sudah mendekati level memuakkan !!

Tetapi yang paling menyenangkan adalah mampir kesini lagi setelah sekian tahun gak mampir sini... apa kabar mas Nanoq ?

nanoq da kansas mengatakan...

@bdh: sudah beberapa hari (mungkin semingguan) teringat bdh. bahkan bbrp hari yang lalu aku sudah ketik amplop mau kirim tabloid, eh ternyata uangku gak cukup buat ongkos kirim saat itu. moga2 besok kamis atau jumat bisa kukirim hehehe...

Watch Mad Men mengatakan...

Emang betul tuh, negeri kita emang negeri kalang kabut,,

Chongqing Massage Arlington mengatakan...

Kapan negeri ini punya pemimpin2 jujur,,, loyal terhadap rakyatnya

Watch Mad Men Online mengatakan...

Kapan kalang kabut akan berakhir, apakah gak bisa berakhir..!

Watch Mad Men Online mengatakan...

akankah negeri kita ini dipimpin oleh pemimpin yang jujur yang mengedepankan kepentingan masyarakatnya..

Short Sales mengatakan...

semog negri kita bisa lebih baik dari sebelumnya

gamers mengatakan...

mentalitas para pejabat negeri ini lah yg menyebabkan negeri ini kacau balau yg hanya mementingkan jabatan semata..

saya share game yg bgs nih

HON Indonesia
Forum Gamers
Gta Indonesia

habbats mengatakan...

Terima Kasih sudah posting artikel yang bermanfaat. Semoga Sukses dan Silahkan Klik Tautan Dibawah Ini
MaduHabbatussaudaJual Minyak HabbatussaudaMinyak ZaitunProduk HabbatsProduk HerbalObat HerbalHabbatussauda Dosis TinggiHabbats.co.idHabbatsAozora Shop Onlinetoko onlineJual Baju AnakJual Baju BayiJual Baju DewasaJual Sepatu BayiJual Sepatu anak AnakJual Sepatu DewasaJual Perlengkapan BayiJual Perlengkapan Anak AnakJual Perlengkapan DewasaTupperwareTupperware MurahTupperware UpdateTupperware Bandung juaraJual TupperwareKatalog TupperwareJual Online TupperwareTupperware ResepTupperware katalog baruRaja Tupperware BandungCollection TupperwareMadu Anak SuperMadu Anak CerdasJual Madu Anak SuperPusat Jual Madu Anak SuperJual Madu SuperMadu Anak SuperJual Madu AnakToko Madu AnakAgen Madu Anak SuperDistributor Madu Anak Super

Posting Komentar