Sendiri

“Apa nama tuhanmu”?  tanya seorang kondektur bus pada seorang penumpang berambut gondrong.

“Astaga!” sahut si penumpang sedikit gugup.

“Baikalah. Silahkan duduk,” kata si kondektur sambil menunjuk sebuah kursi kosong di barisan paling belakang. “Tariiiiikkkk….!” teriaknya kepada supir. Bus mulai melaju. Kondektur itu lalu membuka catatan dan peta jalur yang akan dilalui bus itu.

Lama.

Lama sekali.

Lama sekali kondektur itu terus membuka-buka catatan dan peta yang dipegangnya. Sampai akhirnya berabad-abad kemudian bus itu berhenti karena supirnya mendadak mati. “Sayang sekali sejauh ini kami tak berhasil menemukan jalur  yang bisa kami lalui untuk menuju tuhanmu itu. Maaf, sekarang silahkan cari bus yang lain saja,” katanya pada si penumpang berambut gondrong.

Dengan agak kecewa si penumpang berambut gondrong turun dari bus. Di bawah matahari yang terik itu kemudian dia masuk ke sebuah bengkel mobil yang tak jauh dari tempat itu. Kepada para pekerja bengkel lalu dia meminta tubuhnya sendiri dipasangi roda, setir, spion dan lampu halogen. “Oh ya, jangan lupa pula memasang klakson,” tegasnya.

[nanoq da kansas]