Awas, Para Caleg Mulai Masuk Kampung!

Pesta demokrasi pemilu legeslatif masih lama. Tepatnya tahun 2009 mendatang. Tetapi karena gong pemilu tersebut sudah ditabuh oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), maka itu pun berarti start bagi para caleg (calon anggota legeslatif) untuk mulai menjaring suara. Dan, mereka pun kini sudah ancang-ancang untuk masuk ke desa-desa, ke kampung-kampung merayu warga masyarakat dengan berbagai cara dan gaya.

Sebagaimana pengalaman yang sudah-sudah, maka menyongsong pemilu legeslatif adalah berarti warga masyarakat harus siap-siap menerima bujuk rayu dan janji-janji politik dari mereka yang punya keinginan untuk maju meraih kedudukan sebagai wakil rakyat di DPRD kabupaten, provinsi dan seterusnya.

Kasak-kusuk para pelaku politik dari berbagai partai politik yang sudah mendapatkan pengesahan Pusat untuk boleh ikut pemilu 2009, sudah cukup ramai. Berbagai cara sudah mulai ditempuh sebagai ancang-ancang untuk mendekati rakyat. Ada yang mulai melakukan pendekatan dengan kepala desa di tiap desa, ada yang mendekati para kepala dusun serta warga yang ditokohkan di desa-desa. Mereka, para peminat kursi di legeslatif, sudah mulai bermanis-manis untuk mendapat dukungan dari bawah.

Hati-hati saja! Jangan kembali termakan oleh bujuk rayu dan janji-janji kosong! Ingat, pengalaman adalah guru yang sangat berharga!

Kenapa demikian? Karena fakta sudah memberikan bukti kepada kita semua sebagai warga masyarakat di bawah, bahwa ternyata janji-janji politik setiap menjelang pemilu kebanyakan bohongnya. Setelah mereka duduk sebagai wakil rakyat, mereka ternyata lebih mengutamakan kepentingan partai masing-masing daripada kepentingan rakyat banyak. Artinya, para wakil rakyat lebih memikirkan nasibnya sendiri daripada nasib rakyat yang diwakilinya.

Tetapi memang begitulah politik. Memang begitulah demokrasi yang sementara ini baru sebatas dijadikan “lahan” oleh mereka yang berkepentingan atas kedudukan. Demokrasi di negeri ini hanyalah sebuah pesta palsu antara mereka yang ingin kedudukan. Sementara rakyat lebih diposisikan sebagai batu pijakan untuk diinjak semata. “Politik adalah pesta para ….” Demikian Iwan Fals dalam sebuah lagunya. Maka wajar jika warga masyarakat mesti waspada!

3 komentar:

balidreamhome mengatakan...

apa iya suatu saat nanti negara ini akan jadi sebuah negri besar yang dikenal karena sebagian besar pemimpinnya mempunyai latar belakang artis sinetron, penyanyi dangdut, raja kuiz, ratu goyang dan lain2 kok rasanya makin miris aja aku ini bro !

wendra wijaya mengatakan...

Awas, topeng-topeng berkeliaran. Bagi masyarakat saya sarankan, PILIH SAYA, SUDAH TERBUKTI!!!!!

Haahahaaha.. Politik memang dunia yang indah sekaligus ANEH...

situs poker mengatakan...

Mantap gan :)

Agen Bola
Agen Poker
Agen Sbobet
Agen Judi Bola
Bandar Bola
Situs Taruhan Bola
Website Taruhan
Website Taruhan
Agen Bola
Agen Poker
Bandar Bola

Posting Komentar