Mobil-mobilan

Sewaktu kecil, setiap pulang sekolah, saya hampir selalu kena marah oleh ibu. Bukan persoalan apa, hanya karena baju seragam saya selalu belepotan getah pohon jarak. Bayangkan saja, saat itu saya hanya punya sepasang pakaian seragam untuk satu tahun. Biasanya, seragam saya hanya diganti dengan yang baru bila sudah naik kelas. Itu lebih karena badan saya sudah sedikit membesar sehingga seragam yang setahun penuh menemani saya itu tak cukup lagi.

Tentang getah jarak itu, demikianlah ceritanya. Saban pulang sekolah saya dan teman-teman sengaja menyusuri pagar-pagar kebun tetangga mencari buah jarak. Setiap ketemu pohon jarak berbuah, kami berebut memanjatnya. Pohon yang tingginya tak lebih dari dua meter itu sampai melengkung-lengkung menahan beban berat badan kami yang berusaha menggapai buahnya. Kami melakukan penyusuran pagar itu tidak bisa dibilang sebentar. Karena, paling tidak, kami masing-masing harus berhasil mendapatkan empat biji buah jarak yang besarnya sama. Karena kalau tidak sama, nanti mobil-mobilan kami yang dibuat dari kulit jeruk atau pelepah daun pisang sawo kurang bagus larinya. Kami tak mau mobil-mobilan kami timpang karena buah jarak yang dijadikan rodanya besar sebelah.

Masa kecil, ah, betapa absurdnya. Betapa akhirnya kini saya menyadari bahwa sesungguhnya perkara bermain mobil-mobilan itu bukanlah dominasi anak-anak yang lahir di jaman milenium ini saja. Bukan dominasi anak-anak perkotaan saja. Mainan mobil-mobilan, ternyata telah cukup lama menjadi bahasa dan personifikasi angan-angan di dunia kanak-kanak. Dunia kanak-kanak kami dulu, dunia kanak-kanak anak kami sekarang. Di jaman yang sudah sedemikian jauh melesat maju dibandingkan jaman kanak-kanak kami dulu, mainan yang bernama mobil-mobilan ternyata tetap menempati peringkat tertinggi untuk meraih minat anak-anak. Keberadaan mainan mobil-mobilan tetap abadi, pun mesti juga beringsut berubah bentuk, model dan aksesoris.

Maka tidak sedikit kini orang tua mengeluh. Habis, harga mainan yang bernama mobil-mobilan itu ternyata juga beringsut melambung. Semakin digemari dia, semakin melambung harganya. Semakin cantik bentuknya, semakin kenes juga harganya. Banyak para orang tua yang mengaku harga mobil-mobilan anak-anaknya telah menghabiskan sepertiga gaji mereka sebagai pegawai kecil, buruh kecil atau pedagang kecil. Banyak orang tua yang mengeluh bahwa hanya karena belum bisa membelikan mobil-mobilan, si anak ngambek bahkan mogok belajar dan mogok makan. Banyak orang tua mengeluh, sekarang enggan mengajak anak-anaknya jalan-jalan karena takut si anak tergoda oleh pajangan berbagai jenis mainan mobil-mobilan di pinggir sepanjang jalan kota.

Maka banyak orang tua yang tiba-tiba merasa perlu marah. “Anak-anak kita sekarang sangat tidak kreatif. Apa-apa maunya beli. Mainan mobil-mobilan harus yang harganya mahal dan pakai remote control. Kenapa mereka tidak seperti kita dulu, yang bisa mengolah kulit jeruk, buah jarak, sabut kelapa, pelepah pisang, pelepah kelapa atau gelontongan kayu menjadi sebuah mobil-mobilan cantik? Kenapa mereka sekarang kehilangan daya kreatif untuk mengolah apa yang ada di sekitarnya?”

Diamput! Ketika mengomel, ketika marah, barangkali mereka – para orang tua itu – lupa bahwa yang ada di sekitar anak-anak mereka saat ini toh memang hanya plastik, kaleng-kaleng aluminium, besi-besi, karet, batre dan juga remote control. Anak-anak kini hampir tak mungkin lagi bisa menemukan buah pohon jarak untuk roda mobil-mobilannya. Dan, ke mana pohon jarak? Siapa yang telah menghilangkannya? Sekali lagi, jangan salahkan anak-anak. Karena mereka sama sekali tak pernah memusnahkan pohon jarak di sekitar rumahnya. Bahkan mengenalnya saja mereka tidak.

nanoq da kansas

18 komentar:

wendra mengatakan...

Jadi ingat masa kecilku....
Bedanya, seluruh komponen mobil-mobilan itu kurakit dengan kulit jeruk Bali saja, heheee....

Jangankan anak-anak, aku pun masih bingung dengan yang namanya buah pohon jarak, wakakakakakkkkkkk.....
(Bingung bukan berarti gak tahu boz. Mungkin kalau suatu waktu ditunjukkan, aku telah mengenalnya walaupun gak tau namanya, hehe..)

Dasar O'on!

Anonim mengatakan...

sama nasibnya dengan konsumsi lagulagu mereka. oh gosh, seandainya aku bisa ciptakan lagu buat anakanak..
mungkin bisa, ya.hehe

TAMAN HALAMAN mengatakan...

pohon jarak disuroboyo masih banyak kok.

melati mengatakan...

baik pohon jarak maupun pohon jeruk bali sudah sangat jarang ditemui lagi... jaman telah berubah... kasihan yah anak-anak sekarang...

Dana Telco mengatakan...

Mainan berpengaruh besar bagi daya kreatifitas ternyata.

Miss G mengatakan...

Jadi ingat betapa asyiknya main kasti di halaman berpasir depan rumah, sama manjat2 pohon, hehe, kalo anak2 sekarang ya main ke mal, yg dipanjat bukan pohon lagi tapi entah apa namanya ya, pokoe mainan yg ada di playground di mal tsb deh..

Beda jaman, beda bentuk mainan, beda juga bentuk kreatifitasnya. Mungkin begitu...

come n share mengatakan...

teringat kembali masa kanak-kanak di sebuah desa kelahiran nun jauh di tapanuli...permainan yang paling banyak digemari ..perang-perangan..buat baju tentara dari daun kopi trus buat tembakannya dari sejenis entah apa bahasa indonesianya:)..yang pasti disebut "pohon sanggar"....

anazkia mengatakan...

Betul juga Pak, sekarang, di depan rumah tiada lagi bekas-bekas main (kalau di tempat saya oglong, di bali apa yah...???) Kalau saya, waktu kecil mobil2annya pake kayu pak, bisa di naikin ampe dua orang. Trus, di dorong... :)

lynn_dani mengatakan...

pohon jarak itu apa yah?????

narti mengatakan...

memang anak2 dulu kreatif yah? (kreatif atau karena keadaan saat itu yah?) tp memang bener anak2 sekarang maunya sedikit2 beli, apalagi iklan di tv yg tidak sedikit tiap harinya.

Admin mengatakan...

Ingat masa kecil, akhirnya.

Ditempatku dulu banyak pohon Bulung, Sejenis sagu. Sering kami membuat mobil-mobilan dari bagian pelepahnya.

Yang terfavorit adalah kereta-keretaan. Tiap anak membuat satu mobil, lengkap dengan lampu ( oncor kecil yang ditancapkan diatasnya ). Lalu kami gandeng semuanya dan kami tarik bersama-sama.

Kini semuanya hilang, pohon Bulungpun berganti Gelombang cinta/adelium.

Bung Sigit mengatakan...

doelo pernah punya mainan mobil mobilan..seiring waktu berjalan..semua menghilang satu demi satu..

Kafiyatun Hasya mengatakan...

bang... kau bisakan singgah ke lembah kata-kataku... tengoklah. sekedar menyapa mimpi-mimpiku disana.ok

JO mengatakan...

beli kok gak ada kabar ya?

suryaden mengatakan...

inget, dulu pengin belum dibeliin sampe sekarang juga malah belum jadi beli mobil-mobilan...

Dexter mengatakan...

Apa kabar bang?

habbats mengatakan...

Terima Kasih sudah posting artikel yang bermanfaat. Semoga Sukses dan Silahkan Klik Tautan Dibawah Ini
MaduHabbatussaudaJual Minyak HabbatussaudaMinyak ZaitunProduk HabbatsProduk HerbalObat HerbalHabbatussauda Dosis TinggiHabbats.co.idHabbatsAozora Shop Onlinetoko onlineJual Baju AnakJual Baju BayiJual Baju DewasaJual Sepatu BayiJual Sepatu anak AnakJual Sepatu DewasaJual Perlengkapan BayiJual Perlengkapan Anak AnakJual Perlengkapan DewasaTupperwareTupperware MurahTupperware UpdateTupperware Bandung juaraJual TupperwareKatalog TupperwareJual Online TupperwareTupperware ResepTupperware katalog baruRaja Tupperware BandungCollection TupperwareMadu Anak SuperMadu Anak CerdasJual Madu Anak SuperPusat Jual Madu Anak SuperJual Madu SuperMadu Anak SuperJual Madu AnakToko Madu AnakAgen Madu Anak SuperDistributor Madu Anak Super

situs poker mengatakan...

nice sharing, gan :)

Agen Bola
Agen Poker
Agen Sbobet
Agen Judi Bola
Bandar Bola
Situs Taruhan Bola
Website Taruhan
Website Taruhan
Agen Bola
Agen Poker
Bandar Bola
Agen Bola

Posting Komentar