kalau tuhan memberimu ramadhan

kalau tuhan memberimu ramadhan
damailah hidupmu dalam seribu cahaya
bulan. fitrilah hatimu
dikawal seribu malaikat
yang memenangkanmu lewat dzikir waktu
menebus dosa-dosa dunia
yang tak berhenti melukai dirinya

aku memberimu cinta saja
hanya cinta. karena tak dapat kumiliki separuh
bulan pun. dan waktu telah lama sekali
meninggalkanku. sendiri. di sini,
entah arafah atau gobi,
sebagai musafir kuasaku hanya
selangkah-langkah ke depan

lama sekali aku telah belajar puasa
mengundang jibril pagi-pagi
untuk mengobati sayatan-sayatan zaman
yang terus bernanah di sekujur riwayatku

maka kalau aku tiba nanti
di depan rumahmu – membawakanmu puisi
ijinkan aku untuk sebutir kurma
lewat ciuman di genangan oase matamu



Catatan:
Puisi ini saya persembahkan kepada kawan-kawan Muslim di seluruh dunia seiring bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri. Saya sendiri beragama Hindu. Tetapi sejak kakek dan ayah saya masih ada, keluarga kami sudah biasa hidup dalam keberagaman. Rumah kakek biasa menjadi persinggahan dan tempat menginap pedagang-pedagang Arab dan Madura jaman itu. Nenek saya, saat operasi dulu (sebelum kemerdekaan), dibantu oleh seorang Pastor Belanda. Dan saat itu nenek saya menerima visi “Bunda Suci Maria”. Nenek saya yang sama sekali buta huruf, dapat menceritakan dengan fasih bagaimana dia dituntun dan didampingi “Bunda Maria” selama dibius dan perutnya dibedah. Bahkan, saat dalam keadaan dibius total itu, nenek saya bisa menyanyikan Amazing Grace dengan fasih, disaksikan oleh kakek dan banyak orang saat itu.

Ketika kami cucu-cucu kakek dan anak-anak ayah lahir lalu dewasa, adik perempuan saya yang nomor tiga menikah dengan pemuda keturunan Tionghoa, memeluk Kristen, dan sekarang tinggal di Temanggung, Jateng. Sementara mertua adik saya itu adalah sebuah keluarga yang meyakini Budha.


Dan saya, setelah bercerai dengan istri pertama, lalu mantan istri saya itu menikah dengan pemuda Muslim kemudian anak-anak kami (Bayu dan Bunga) tinggal bersamanya, Bayu disunat secara Islam. Kini Bayu dan Bunga sudah kembali bersama saya dan keluarga di rumah. Ibu saya, alangkah tekunnya mendukung Bayu dan Bunga selama berpuasa, menyiapkan segala sesuatunya untuk kedua cucunya itu. Istri saya yang sekarang (Nunung), juga berasal dari keluarga Muslim. Sementara anak saya yang baru lahir belum genap tiga bulan lalu, Elang, sejak semasih dalam kandungan kami upacarai secara Hindu. Dan begitulah, sampai kini, kami sekeluarga bersyukur dapat menjalani semua ini dengan baik, dengan sederhana dan saling mendukung satu sama lain. Ya, semua ini kami syukuri, kerena Tuhan sungguh memberi kami cara terbaik untuk memahami kehidupan.

13 komentar:

Anonim mengatakan...

Bersyukur masih diberi kesempatan untuk bertemu Ramadhan.

Salam kenal kak. Kakak mempunyai keluarga yang beragam ya? Saya dan suami juga demikian karena dari keluarga besar suami saya beraneka ragam...kami belajar untuk selalu menghargai kebhinnekaan :)

Nanoq da Kansas mengatakan...

@nandien
ya dik, tak ada yang lebih indah dari menyadari, menghargai dan mensyukuri karunia Tuhan bernama kehidupan, dan di dalamnya kita berbagi bersama.

si budi mengatakan...

puisinya saya terima bang... :)

manusia memang tdk pernah bisa sama semuanya.
salut dengan sikap menyikapi keberagamannya.

Anonim mengatakan...

bli, saya juga bersyukur bahwa dalam keluarga kami ada keragaman, seperti kata nandien juga..kami selalu belajar untuk saling menghargai satu sama lain..

puisi yang indah, saya tak tahu harus berkomentar apa bli...:)

Nanoq da Kansas mengatakan...

@vectorize-me
terima kasih dan salam.

@senja
terima kasih dan syukur atas segalanya :)

Fajar Indra mengatakan...

luar biasa paman, terkadang saya sendiri masih malu sebagai seorang muslim ketika begitu banyaknya manusia yang satu kepercayaan dengan saya tidak pernah menghargai perbedaan. Mereka dibutakan oleh dogma, dan selalu berpendapat bahwa keyakinan merekalah yang paling benar. Kecewanya lagi, terkadang mereka mencampur adukkan urusan pemerintahan dengan agama

Bahkan konflik klasik antara dua klan islam besar di republik ini masih 'belum' terselesaikan. NU & Muhammadiyah. Hanya saja, konflik itu tak lebih dari bahaya laten. Dan selalu menjelma sebagai gerakan politik.

Alangkah indahnya jika kita, yang berbeda, dapat menghargai perbedaan itu. Suatu perbedaan dimana saya sendiri mengalaminya sekarang, dengan pujaan hati saya yang beragama Katolik.

Terima kasih paman, atas kata-kata indahnya

^_^

laurencia mengatakan...

setuju Bli
Bhineka Tungal Ika :)

wendra wijaya mengatakan...

Keberagamaan adalah sesuatu yg indah. Tapi sayangnya, tidak semua orang mampu berpikir seperti itu..

Taruhlah itu masalah agama. Tak dapat disangkal, banyak pemeluk yang sangat fanatik terhadap agamanya. Maka kemudian, mereka mengatur hak personal anggota keluarganya yg lain/komunitasnya, bahkan utk urusan CINTA yg sangat sakral..

Lantas bagaimana cara menyikapinya? Mungkin aku akan mengalaminya..

The Diary mengatakan...

wah... makasih banget udah memberikan luang waktu untuk menuliskan puisi bagi kami yang menunaikan ibadah puasa...

Kemala Astika mengatakan...

"....i see friends shaking hands
says how do you do?
they really say i love you.."

petikan lagu dari neil armstrong sering membuatku tercenung, sejenak berpikir betapa jauhnya damai dari hidup manusia jaman sekarang.

tapi, kak noq ini salah satu bukti hidup, bahwa damai itu bisa dan ada.

setuju?


salam.

Subagya mengatakan...

salut buat anda om... bisa menghargai perbedaan di keluarga anda

Amal @ PriaPrai @ Chulan Chin mengatakan...

Salam..
Saya sesungguhnya berasa amat kagum dengan sdra, kerana mempunyai keluarga yg beragam.
Saya yakin, atas dasar menghormati antara satu sama lain, biar apapun bangsa & agamanya, keharmonian dapat dikecapi.
Di Malaysia, rakan di Sarawak ada yg mempunyai keluarga beragam. Tapi di Semenanjung Malaysia, jarang kedengaran..
Apapun, saya amat menghargai puisi karya saudara ini, meskipun sdra berlainan agama..
Mungkin dalam masa sama, sdra mengkaji agama islam, daripada isteri atau kenalan muslim sdra..?
Saya mendoakan yg terbaik buat sdra..
Salam.

Nanoq da Kansas mengatakan...

@Fajar Indra, Laurencia, Wendra, Lyla, Sudutastika, Subagya and Amal, semoga Tuhan senantiasa memberkati. Amin.

Posting Komentar