Sesungguhnya Kita Hanya Butuh Presiden yang Tahu Diri

Terlepas dari wacana carut-marutnya berbagai persoalan terkait pemilihan umum 2009, baik pemilu legislatif yang sudah berlalu maupun pilpres yang sebentar lagi akan diselenggarakan, yang jelas rakyat Republik Indonesia sesungguhnya sedang menjalani ujian sekali lagi. Setelah ujian berbagai bencana alam dan kemanusiaan, ujian bencana ekonomi hingga teror, kini yang tak kalah berbahayanya adalah apabila akhirnya rakyat Indonesia kehilangan sama sekali kepercayaannya kepada perilaku politik para elit yang sesungguhnya menjadi harapan mereka dapat memulihkan Indonesia untuk menjadi Indonesia kembali.

Perilaku kecurangan politik yang terjadi dalam proses pemilu legislatif kemarin, sejauh ini memang sudah tertoleransi dengan damai. Tetapi di sebaliknya, betapapun juga perilaku yang tercermin dari mereka yang dipercaya rakyat dan negara dalam mengurus pemilihan wakil rakyat kemarin itu, boleh dikatakan kurang bertanggungjawab. Bagaimana tidak, kesalahan daftar pemilih tetap (DPT) yang kacau-balau kemarin itu, ternyata hari ini pun tidak sepenuhnya dapat diperbaiki. Beberapa hari lalu di sebuah koran nasional, di Jawa Timur kembali ditemukan dua juta DPT palsu.

Toh semuanya terjadi. Dengan sedikit kuping tebal, KPU sebagai lembaga yang bertanggungjawab atas proses pelaksanaan pemilu itu, tetap jalan saja sekehendak hatinya. Apa yang mereka kejar? Hanya target bahwa ketetapan waktu untuk pemilu selesai sesuai jadwal yang ditentukan. Apa kata rakyat, atau apa yang diminta rakyat, itu tidak cukup penting bagi demokrasi yang sedang kita bangun ini. Lagi pula toh tidak semua rakyat merasa dirugikan oleh skandal tersebut.

Di lain pihak, para pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berkompetisi dalam pilpres nanti, toh juga sudah melenggang berkampanye. Seolah tak pernah ada masalah dalam proses pemilu ini, para pasangan capres dan wapres diusung sana-sini oleh gerombolan tim suksesnya masing-masing. Semua pasangan kemudian saling klaim dengan keberhasilan yang ada, sembari saling lempar dan cemooh soal kesalahan dan kekurangan yang menimpa Republik. Rakyat cuma menonton lewat televisi sembari senyam-senyum getir.

Jadi sekali lagi, rakyat Republik Indonesia memang sedang diuji. Beratnya, ujian yang terkhir ini tidak bisa dilalui hanya dengan perjuangan phisik, tetapi lebih membutuhkan kesiapan mental. Sebuah kesiapan mental untuk nantinya siap-siap saja melihat kenyataan, apakah pemimpin terpilih benar-benar seorang yang patut dianggap pemimpin, atau ternyata hanya sebuah boneka dari sebuah kepentingan politik kekuasaan. Ya, memang ujian berat, walau sesungguhnya yang diperlukan rakyat itu hanyalah seorang pemimpin yang tahu diri saja.

nanoq da kansas

9 komentar:

balidreamhome mengatakan...

sepertinya justru orang2 kaya yang serakah karena mereka selalu ingin lebih kaya dan lebih berkuasa, klu uang mereka sudah lebih dari cukup, makmur iya tapi jauh didalam hatinya mereka pasti sekelompok orang yang sama sekali tidak berbahagia dan tidak pernah bisa menikmati hidup....persis sama dengan para capres dan cawapres....apa sih yang kurang dan mereka cari ?

melati mengatakan...

Indonesia menunggu dengan harap-harap cemas... antara berharap, cemas, frustrasi.... semoga jangan sampai apatis...
Apakah kita masih bisa bermimpi?

sigit mengatakan...

siapapun yang terpilih nantinya..saya tidak punya harapan dan tuntutan kepada mereka..

zener_lie mengatakan...

saat ini memang yang dibutuhkan adalah presiden yang tahu diri dan tahu apa yang harus diperbuat untuk rakyatnya, bangsanya dan negaranya. bukan hanya sebatas pintar di bibir, atau hanya aksi di awal tapi pada kelanjutannya tiada yang dapat dilakukan dan diharapkan.

memang benar negara ini tidak hanya bergantung kepada presiden atau wakil presiden saja tapi semua yang ada di pemerintahan maupun yang tidak di pemerintahanan. tapi tolonglah kalian yang dapat bersuara dan berkemampuan berikanlah kami harapan untuk melihat masa depan. kami akan mendukung kalian selama kalian memberikan yang terbaik pada kami.

Heru Santoso mengatakan...

Saya tidak tahu apakah disini saya satu-satunya orang yang masih menaruh harapan terhadap pemilu presiden kita saat ini. Saya masih cukup optimis dengan masa depan Indonesia 5 tahun ke depan, asalkan bukan Megawati-Prabowo yang menang. Baik SBY maupun JK menurut saya merupakan orang-orang yang cukup kompeten untuk memimpin bangsa ini dan membawa kita ke kondisi yang lebih baik. Mereka memang bukan pemimpin yang sempurna, tetapi selama kepemimpinan SBY-JK selama 4,5 tahun terakhir kondisi kehidupan bangsa ini (kalau harus jujur) lebih baik dibandingkan lima tahun yang lalu, walaupun belum berada pada tahap yang diinginkan (ideal), karena itu semua perlu waktu. Menurut saya apa yang perlu dilakukan masyarakat sekarang adalah memilih calon pemimpin terbaik dari sekian kandidat yang ada. There's no need to grumble and everybody just has to do their own responsibility. And as a citizen is our responsibility to elect the best candidate for the good of the nation.

narti mengatakan...

mudah-mudahan yg terpilih nanti yang benar-benar 'mengerti' rakyat...
pemikiran dan ulasan yg menarik, makasih sharingnya.

Anonim mengatakan...

Artikel yang menarik; mengajak kita tidak saja menilai calon pemimpin kita tapi juga melakukan introspeksi dir

bagus al haqq mengatakan...

hehe..
bukan hanya pemilu yang berkuping tebal
sebagian dari kitapun ada yang tidak memperdulikannya

situs poker mengatakan...

Mantap gan artikel nya :)

Agen Bola
Agen Poker
Agen Sbobet
Agen Judi Bola
Bandar Bola
Situs Taruhan Bola
Website Taruhan
Website Taruhan
Agen Bola
Agen Poker
Bandar Bola
Agen Bola

Posting Komentar